Selasa, 23 Juni 2015

RPP Matematika kelas 3 SD Kapoa Barat Kadatua



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Sekolah                               :   SDN  1 Kapoa
Mata Pelajaran                  :   Matematika
Kelas/Semester                  :   III / 1
Alokasi Waktu                   :   1x Pertemuan (2 x 35 menit)

A.    Standar Kompetensi       :

2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan
    masalah
     
B.     Kompetensi Dasar

2.2  memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya

C.    Tujuan Pembelajaran**

Peserta didik dapat :
§  Menggunakan alat ukur untuk mengukur panjang
§  Mengukur panjang suatu benda
§  Mengubah satuan panjang milimeter , centimeter, meter dan kilometer

v  Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
                                                                    Tekun ( diligence )  dan  Tanggung
                                                                    jawab  (responsibility )

D.    Materi Ajar

§  Pengukuran panjang

E.     Metode Pembelajaran

Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab

F.     Langkah-Langkah Pembelajaran

§  Kegiatan Awal
-      Memberikan salam
-      Berdoa
-      Absen
-      Menjelaskan pentingnya waktu

§  Kegiatan Inti
&    Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Guru memberikan penjelasan tentang alat ukur dan fungsinya

&   Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Bersama siswa mendemonstrasikan cara menggunakan alat ukur
F Menjelaskan hubungan antarsatuan panjang

&   Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

§  Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
F Menyimpulkan materi
F Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
F Memberikan  pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

G.    Alat/Bahan/Sumber Belajar
§  SBI Matematika untuk SD dan MI kelas III
§  Matelin, penggaris dan rol meter

H.    Penilaian

Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
o  Mengukur panjang suatu benda

Tes

essay dan kinerja
o  Sebutkan 3 alat pengukur benda !
o  7 km=.....m

                




Format Kriteria Penilaian
  
&  Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1


&  Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.
Pengetahuan



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

 Lembar Penilaian
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah Skor
Nilai
Pengetahuan
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.







  CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
                                                                                       


Kapoa Barat, 20 Oktober 2014


                    Guru Pamong                                                   Mahasiswa PPL


          (   LA HAMULI  , S.Pd.   )                                    (  A   R   D   I   N    )
NIP :19711130 199212 1 002                                     NIM :311010057

                                                                             

    Mengetahui:
Kepala Sekolah SDN 1 Kapoa




 (    HAERUDIN, S.Pd., M.Pd ) 
NIP: 19631214 198803 1 1 012










RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SDN 1 KAPOA
 








OLEH :

ARDIN 
NPM. 311 01 0057



Laporan PPKT Universitas Muhammadiyah Buton



LAPORAN HASIL KEGIATAN PPKT


Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir
Pelaksanaan PPKT
Oleh  Kelompok :
1.      Sirwan                                      NPM. 3110 100 41
2.      Hasran Febri                            NPM. 3110 100 44
3.      Ardin                                        NPM. 3110 100 57
4.      Risna Pala                                NPM. 3110 100 17
5.      Nurfifiyanti                              NPM. 3110 100 35
6.      Nurma                                      NPM. 3110 100 50
7.      Perwitasari                               NPM. 3110 100 56
8.      Eki Juniarty                             NPM. 3110 102 50
9.      Hamida                                     NPM. 3110 100 12


Sekolah Dasar           : SD Negeri 4 Wameo
Kecamatan                 : Batupoaro
Kota                            : Baubau


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH  BUTON 
2015





LEMBAR LEGALISASI / PENGESAHAN


Ketua            : Sirwan
Anggota        : 
1.      Hasran Febri
2.      Ardin
3.      Risna Pala
4.      Nurfifiyanti
5.      Nurma
6.      Perwitasari
7.      Eki Juniarti
8.      Hamida
311010041

311010044
311010057
311010017
311010035
311010050
311010056
311010250
311010012




Dosen Pembimbing,




Manan, S.Pd.,M.Pd.
NBM.0915058003
Disetujui Oleh



Diketahui
Dekan FKIP



Suardin, S.Pd, M.Pd.
NBM. 968921



Kepala Sekolah,




Drs. Asruddin,M.Pd.I
NIP. 19581231 198512 1 010






 

















KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan akhir Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, sekalipun dalam bentuk yang sederhana.
Penyusunan laporan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ini disusun berdasarkan hasil observasi dan kegiatan langsung di lapangan.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu melalui kesempatan ini kami mengharapkan sumbangan pemikiran yang bersifatkonstruktif  demi perbaikan di masa yang akandatang.
Keberhasilan dalam laporan ini tidak luput dari bantuan semua pihak, olehnya itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Bapak Suriadi, S.P.MM.,Rektor Universitas Muhammadiyah Buton yang selama ini telah berupaya dan mengembangkan aktivitas keilmuan di Universitas Muhammadiyah Buton.
2.      Bapak Suardin, S.Pd.,M.Pd., Dekan yang telah bekerja keras menyelenggarakan aktivitas dan pelayanan pendidikan akademik di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamma diyah Buton.
3.      Bapak  H. Zanuarto Ambar Suryono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Buton.
4.      Bapak Manan S.Pd.,M.Pd, seebagi Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan laporan ini.
5.      Bapak Gawise  S.Pd., Ketua Panitia serta anggota panitia yang lainnya yang telah bekerja keras menyelenggarakan aktivitas Praktik Profesi Keguruan Terpadu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Buton.
6.      Bapak Drs. Asruddin, M.Pd.I., sebagai Kepala SD Negeri 4 Wameo serta seluruh Dewan Guru dan Staf Tata Usaha yang dengan senang hati terbuka menerima kami dan memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini.
7.      Ibu Kamsaria, S.Pd., dan Bapak La Aca, A.Ma.Pd.SD., sebagai Guru Pamong yang dengan senang hati terbuka menerima dan memberikan bimbingan kepada mahasiswa PPKT.
8.      Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama proses PPKT berlangsung.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat kepada semua pihak yang membutuhkan maupun sebagai bahan acuan bagi mahasiswa Praktik Profesi  Keguruan Terpadu ( PPKT ) selanjutnya

                                                                                                       Baubau,  7 Mei 2015 


                                                                                                       Penyusun



DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................          i                                              
KATA PENGANTAR ..................................................................................         ii
DAFTAR ISI ................................................................................................        iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................        vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................       vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................      viii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Analisis Situasi ............................................................................         1
B.     Perumusan Masalah .....................................................................         3
C.     Tujuan dan Manfaat ....................................................................         4
D.    Sasaran Penelitian.........................................................................         5
E.     Metode yang digunakan ..............................................................         5
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PPKT
A.    Letak Geografis ...........................................................................         6
B.     Profil Sekolah...............................................................................         8
C.     Program PPKT ............................................................................       15
BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
A.    Pengertian Model Pembelajaran .................................................       18
B.     Pengertian Model Pembelajaran CTL ........................................       21
C.     Cara Kerja Model Pembelajaran CTL ........................................       27


BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL
A.    Realisasi Pemecahan Masalah......................................................       28
B.     Faktor Pendorong.........................................................................       29
C.     Faktor Penghambat......................................................................       30

BAB V PENUTUP
A.    Simpulan.......................................................................................       31
B.     Saran.............................................................................................       32

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................       34 
LAMPIRAN .................................................................................................       35




DAFTAR TABEL


Tabel 1.  Data Jumlah Guru PNS dan GTT...................................................           9
Tabel 2.  Data Nama-Nama Guru SD Negeri 4 Wameo................................         10
Tabel 3.  Data Jumlah Siswa SD Negeri 4 Wameo........................................         12
Tabel 4.  Data Rombongan Belajar SD Negeri  Wameo ...............................         12
Tabel 5.  Data Sarana dan Prasarana SD Negeri 4 Wameo ..........................         14
Tabel 6.  Data Infrastuktur SD Negeri 4 Wameo..........................................         14
Tabel 7.  Data Perlengkapan dalam Satu Ruangan Belajar ...........................         15
Tabel 8.  Perbandingan Model Pembelajaran CTL dengan Konvensional ...         22










DAFTAR GAMBAR


Gambar 1. Denah Sekolah Dasar Negeri 4 Wameo.......................................           7
Gambar 2. Struktur Organisasi SD Negeri 4 Wameo....................................         13
Gambar 3. Cara kerja model Pembelajaran CTL ..........................................         27

















DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kalender Pendidikan
Lampiran 2. Daftar Nama-nama Siswa SD Negeri 4 Wameo dari kelas I s/d kelas VI
Lampiran 3. Dokumentasi
Lampiran 4. Silabus dan RPP




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Analisis Situasi
Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak mereka lahir sampai akhir hayat. Pernyataan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu sendiri sampai kapanpun dan dimanapun manusia itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan. Kemajuan pengetahuan dan teknologi pada saat ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam bidang pendidikan karena pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dilaksanakan dengan menyempurnakan proses belajar mengajar.
Peningkatan proses belajar mengajar bertujuan agar peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu. Faktor dari dalam individu misalnya motivasi belajar, IQ dan ketekunan sedangkan faktor dari luar individu misalnya pendekatan belajar guru dan metode mengajar guru dalam memberikan pembelajaran di kelas.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang aplikasinya sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan matematika selalu dibutuhkan, tidak hanya dibidang matematika saja, tetapi juga mempengaruhi cabang ilmu lainnya. Selain itu, banyak fenomena yang selalu kita jumpai dan itu menerapkan prinsip-prinsip matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika dapat membentuk seseorang mempunyai daya nalar yang tinggi dalam pemecahan masalah dan mampu menjabarkannya secara logis dan sistematis. Cronbach dalam Riyanto, (2009 : 5) mengemukakan bahwa : “Belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.” Agar perubahan perilaku itu memberikan hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika maka dituntut keaktifan siswa dalam belajar. Siswa harus menyenangi matematika karena matematika memberikan mereka tantangan dalam proses pengerjaannya. Seharusnya siswa penuh semangat, kreatif, gigih, dan antusias dalam belajar matematika.
Kenyataan yang ditemui penulis di lapangan belum menunjukkan pembelajaran matematika di sekolah sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terlihat dari berbagai aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan siswa dalam proses belajar-mengajar. Bagi siswa matematika hanyalah pelajaran yang terdiri dari sekelumit angka-angka, serta tidak tahu untuk apa sebenarnya mereka mempelajari dan memecahkan persoalan matematika tersebut. Siswa juga kurang memahami konsep pelajaran sehingga saat guru menanyakan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya, siswa banyak yang sudah lupa. Hal ini disebabkan siswa tidak memahami konsep dengan baik.
Sebenarnya permasalahan yang dihadapi siswa tersebut adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-betul bisa membantu mereka. Seorang guru harus mampu mencobakan berbagai inovasi dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk merangkul siswa terlibat secara aktif dalam belajar dan membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran matematika.
Penerapan  model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran matematika akan mampu menarik perhatian siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. CTL mengapresiasikan mata pelajaran dengan realita-realita  yang telah diketahui siswa dalam kehidupan sehari-hari. CTL akan menuntun siswa untuk memperoleh pengetahuan yang bermakna sehingga siswa merasa akrab dengan matematika dan menimbulkan minat serta motivasi dalam penguasaan materi. Hal ini sesuai dengan pengertian pembelajaran CTL menurut Yatim Riyanto, (2009 : 161 ) bahwa: “pendekatan  Contekstual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.”
CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa
Berdasarkan uraian diatas, maka Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu solusi untuk menjadikan mata pelajaran matematika lebih menarik.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi diatas dan persoalan yang di temui dilapangan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan berikut: “Bagaimana Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 4 Wameo ?”




C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui cara meningkatkan Rendahnya motivasi belajar peserta didik menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika dengan materi perkalian dan pemabagian.
2.      Mengetahui peningkatan motivasi belajar peserta didik menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika dengan materi perkalian dan pemabagian.
3.      Mengetahui cara meningkatkan Rendahnya hasil belajar peserta didik menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika dengan materi perkalian dan pemabagian.
4.      Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika dengan materi perkalian dan pemabagian
Adapun Manfaat pembelajaran dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagi Guru :
a.       Memberi gambaran metode pembelajaran yang efektif sebagai usaha meningkatkan motivasi belajar peserta didik
b.      Memberi alternatif pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2.      Bagi Penulis, menambah wawasan, pengetahuan maupun pengalaman dalam hal membelajarkan peserta didik di kelas dengan menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
3.      Bagi Sekolah
Sebagai sumber informasi pada pendidik untuk Mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada saat belajar matematika sehingga Dapat meningkatkan proses belajar matematika di kelas

4.      Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.

D.    Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian dipilih siswa kelas IV.a SD Negeri 4 Wameo  untuk tahun pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 19 siswa dengan laki-laki 10 orang dan perempuan 9 orang, dengan materi  yang diajarkan adalah perkalian dan pembagian pada operasi hitungan.

E.     Metode yang digunakan
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran matematika di SD dengan menggunakan model CTL sebagai alternatif tindakan. Untuk jenis metode yang dipakai adalah kuantitatif (diperoleh dari hasil belajar ) dan kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi dan jurnal.






BAB II
GAMBARAN UMUM SEKOLAH PPKT

A.      Letak Geografis
SD Negeri 4 Wameo  merupakan salah satu Sekolah Dasar yang ada di kota Baubau yang terletak di kelurahan Meomeo tepatnya di jalan Erlangga No.74 Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau. Batas-batas wilayah SD Negeri 4 Wameo yaitu :
·           sebelah barat             : jalan setapak
·           sebelah timur             : rumah penduduk
·           sebelah utara             : rumah penduduk
·           sebelah selatan          : rumah penduduk
Adapun denah gambar SD Negeri 4 Wameo ada di bawah ini :



Text Box: MText Box: LText Box: DText Box: CText Box: AText Box:                                                                                                                                                                                                                                                                                 
JL. LABAWEA
Text Box: BFlowchart: Off-page Connector: EText Box: JText Box: IText Box: HText Box: GText Box: KText Box: FKETERANGAN:
A :  Ruang Kantor
B  :  Ruang Kepala Sekolah
C  :  WC Guru
D :  WC  Siswa
E  :  Mushollah
F  :  Ruang Kelas VI A/B
G :  Ruang Kelas III A/B
H :  Ruang Kelas V A/B
I   :  Ruang Kelas I dan Kelas II A/B
J   :  Ruang Kelas IV A/B
K :  Ruang Perpustakaan
L  :  Ruang UKS
M :  Kantin
N
 
Right Arrow: O
N :  Parkiran
O :  Pintu Gerbang





























B.       Profil Sekolah
Ø  Sejarah SD Negeri 4 Wameo
Sejak berdirinya SD 4 Wameo ini pada tahun 1979 ditanah yang dihibahkan oleh masyarakat yang luasnya 1002,52 m2, dengan kepala sekolah pertama adalah Bapak Eshaya. Pada awalnya sekolah ini hanya memiliki 3 ruangan. Pada tahun 2000 , oleh Badan Akreditasi Sekolah, sekolah ini mendapat akreditasi C dengan 5 ruangan belajar dan pada tahun 2006 mendapat akreditasi B. Oleh karena itu, SD Negeri 4 Wameo berupaya memberikan pendidikan pemahaman tentang pentingnya dunia pendidikan bagi anak bangsa.
Dalam proses administrasi dan kegiatan belajar mengajar dari sejak berdirirnya sampai sekarang ini periode kepemimpinan SD Negeri 4 Wameo dipimpin oleh beberapa kepala sekolah antara lain:
1.         Ehsaya                                  (pada tahun 1979 - 1990)
2.         La Ode Muhayun                 (pada tahun 1990 - 1996)
3.         La Iha                                   (pada tahun 1996 - 2002)
4.         Hj. Wa Ode Sufiyani                        (pada tahun 2002 - 2006)
5.         Drs.Asruddin, M.Pd.I          (pada tahun 2006 - sekarang)

Ø  Identitas Sekolah
1.        Nama Sekolah                            : SD Negeri 4 Wameo
2.        Alamat                                       : Jl. Erlangga. No.74c
Kelurahan                                  :  Wameo
Kecamatan                                 : Batupoaro
Kota                                           : Baubau
Propinsi                                      : Sulawesi Tenggara
No. Telp                                     :  -
3.        Nama Yayasan                           :  -
4.        Status Sekolah                           : Negeri
5.        Akreditasi                                  : B
6.        SK Kelembagaan                       :  -
7.        NSS                                           : 101200602019
8.        NPSN                                        : 40402967
9.        Tipe Sekolah                              :  -
10.    Tahun didirikan                         : 1979
11.    Status Tanah                              : Hibah
12.    Luas Tanah                                : 1002,52 m2
13.    Nama Kepala Sekolah               : Drs. Asruddin,M.Pd.I
14.    No. SK Kepala Sekolah             : 821.2/009 tahun 2OO6
15.    Masa Kerja Kepala Sekolah       :  30 Tahun 00 bulan
16.    Nama Ketua Komite                  : Zainuddin, S. S.Ag

Ø  Keadaan Personil SD Negeri 4 Wameo

Personil yang dimaksud adalah tenaga pengelola yang berperan dalam proses kegiatan pendidikan di sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sebagai pimpinan dan guru pengajar serta tata usaha di sekolah tersebut. Jumlah guru yang mengajar di SD Negeri 4 Wameo terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Data jumlah guru PNS dan GTT.

No.

Tipe Guru

JUMLAH GURU

KETERANGAN
L
P
JUMLAH
1.
PNS
4
11
15
Aktif
2.
GTT
1
3
4
Aktif
3.
PTT
2
-
2
Aktif

Adapun nama-nama guru SD Negeri 4 Wameo terlihat pada  tabel berikut :


Tabel 2. Data Nama-Nama Guru SD Negeri 4 Wameo

No.

NAMA/ NIP


PANGKAT/ GOL

JABATAN
1.
Drs. Asruddin, M.Pd.I
NIP. 19581231 198512 1 010
Pembina
IV/A
Kepala Sekolah
2.
Hj. Wa Ode Ratna Djaku,S.Pd
NIP. 19590101 197803 2 022
Pembina
IV/A
Guru Kelas VI.a
3.
Sitti Safia,S.Pd
NIP. 19611231 198112 2 022
Pembina
IV/A
Guru Kelas V.a
4.
Surtina, S.Pd.
NIP.19600514 197909 2 002
Pembina
IV/A
Guru Kelas II.a
5.
Malida, A.Ma
NIP. 19551231 198201 2 002
Pembina
IV/A
Guru Agama
6.
Kamsaria,S.Pd
NIP. 19620514 198610 2 004
Pembina
IV/A
Guru Kelas I

7.
Marina, A.Ma.Pd
NIP. 19551231 198408 2 004
Pembina
IV/a
Guru Kelas III.b
8.
La Aca, A.Ma.Pd.SD
NIP. 19590710 198112 1 011
Pembina
IV/A
Guru Kelas V.b
9.
Zamin, A.Ma.Pd
NIP. 19621231 198207 1 035
Pembina
IV/A
Guru Kelas IV.b
10.
Safiah, S.Pd
NIP. 19661231 198610 2 049
Pembina
IV/A
Guru Kelas II.b
11.
Asriati, S.Pd
NIP. 19830628 200604 2 022
Penata Muda
III/A
Guru Kelas III.a
12.
Pasrah, A.Ma. Pd
NIP. 19661212 198610 2 009

Penata
III/C

Guru
13.
La Ode Syahakti,S.Pd
NIP. 19850521 201101 1 010

Penata Muda
III/a
Guru
Bahasa Inggris
14.
Risman, S.Pd
NIP. 19860502 201101 1 008

Penata Muda
III/a
Guru
Penjaskes
15.
Herti Anai, S.Pd
NIP. 19831110 201101 2 016
Penata Muda
III/a
Guru kelas IV.a
16.
Leni, A.Ma.Pd
NIP. 19841010 201101 2 029
Pengatur
II/c
Guru Kelas IV.b
17.
Erfina, S.Pd.I



18.
Eka Suartina, S.pd



19.
Wa ode Asriyati, A.Ma.Pd

Guru bahasa daerah
20.
Saifuddin, S.Pd



21.
Poniman, A.Md.Comp

Operator Komputer

22.
Rusli. S.Pd

Operator komputer


Ø  Keadaan Siswa SD Negeri 4 Wameo
Berdasarkan pengamatan kami, bahwa jumlah siswa SD Negeri 4 Wameo Tahun ajaran 2014/2015 terdiri dari 11 rombongan belajar yang seluruhnya berjumlah 234 siswa yang terdiri dari 122 laki-laki dan 113 perempuan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Tabel 3. Data jumlah siswa SD Negeri 4 Wameo.
No.
KELAS
JENIS KELAMIN
JUMLAH
L
P
1.
I
23
17
40
2.
II
26
17
43
3.
III
15
19
34
4.
IV
21
16
37
5.
V
23
15
38
6.
VI
16
17
33
JUMLAH
124
101
225

Tabel 4. Data Rombongan Belajar SD Negeri 4 Wameo

No.

KELAS

ROMBEL

KETERANGAN

1.
I
1
-
2.
II
2
a,b
3.
III
2
a,b
4.
IV
2
a,b
5.
V
2
a,b
6.
VI
2
a,b
JUMLAH
11
-






































Ø  Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan lingkungan fisik sekolah secara keseluruhan sangat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar begitu juga sarana dan prasarana sekolah di SD Negeri 4 Wameo cukup baik.
Sarana dan prasarana di SD Negeri 4 Wameo dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.  Data Sarana dan Prasarana SD Negeri 4 Wameo
No.
Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah
Kondisi
1.
Ruang kelas
6
baik
2.
Ruang perpustakaan
1
baik
3.
Ruang Tata Usaha
1
baik
4.
Ruang Kapsek
1
baik
5.
Ruang Guru
1
baik
6.
Ruang Laboratorium
-
-
7.
Ruang Mushollah
1
baik
8.
Ruang UKS
1
baik
9.
Tempat Parkir
1
baik
10.
Ruang Kantin
1
baik
11.
WC. Guru
1
baik
12.
WC. Siswa
1
baik
13.
Lapangan Olahraga
1
baik

Tabel 6. Data Infrastruktur SD Negeri 4 Wameo
No.
Infrastuktur
jumlah
keadaan
1.
Pagar Utama
1
Baik
2.
Pagar samping
1
Baik
3.
Pagar Belakang
1
Baik
4.
Tiang Bendera
1
Baik
5.
Bak Air
1
Baik
6.
Bak Sampah
9
Baik

Tabel 7. Data Perlengkapan Dalam Satu Ruang Belajar
No.
Nama Perlengkapan
Jumlah
1.
Papan Tulis
1
2.
Meja Guru
1
3.
Meja Siswa
35
4.
Lemari Buku
1
5.
Kursi Guru
1
6.
Kursi Siswa
40

C.      Program Kerja PPKT
Ø  Waktu dan Tempat
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), dilaksanakan mulai tanggal 3 April sampai dengan tanggal 9 Juni 2014 di SD Negeri 4 Wameo  yang terletak di jalan Erlangga No. 74 Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau.
Ø  Tahap Kegiatan
Tahap-tahap kegiatan PPKT meliputi :
1.        Upacara Penerjunan
Upacara penerjunan dilaksanakan di depan gedung baru Universitas Muhammadiyah Buton pada tanggal 11 Maret 2015 pukul 08.30 WITA sampai selesai.
2.        Kegiatan inti
a.         Pengenalan Lapangan
Kegiatan pengenalan lapangan di SD Negeri 4 Wameo dilaksanakan pada tanggal 11 - 14 Maret 2015.
b.        Bidang Pembelajaran
Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa PPKT untuk praktik belajar mengajar didalam kelas dengan bimbingan guru pamong. Adapun kegiatan ini meliputi :
·           Merancang dan menyiapkan media atau alat peraga pembelajaran yang relevan
·           Melaksanakan praktik pembelajaran
·           Merancang dan melakukan evaluasi dan laporan pendidikan.
c.         Bidang Penelitian Kependidikan
Selain mengajar mahasiswa PPKT juga melaksankan Kegiatan penelitian, antara lain meliputi :
·           Menentukan dan merumuskan masalah peenelitian
·           Menentukan pendekatan dan metode penelitian yang sesuai
·           Membuat kajian teoritis
·           Membuat kerangka berpikir, hipotesis atau asumsi (jika diperlukan)
·           Menyusun instrumen penelitian dan pengumpulan data
·           Melakukan pengelolaan dan analisis data
·           Menyusun laporan penelitian
·           Merekomendasikan hasil penelitian kepada pihak teerkait untuk pengembangan lembaga.
d.        Bidang Pengabdian Kependidikan
Selain meengajar dan meneliti mahasiswa juga melakukan kegiatan pengabdian, antara lain yang harus dilakukan adalah :
·           Melakukan observasi
·           Merancang dan melaksanakan program kegiatan ko-kurikuler
·           Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
·           Membantu pendayagunaan media / sumber belajar
·           Piket dan monitoring kegiatan kepandidikan
·           Merancang dan mengembangkan kerjasama dengan pihak lain
·           Melakukan pembinaan kerohanian dan akhlak
·           Membantu penyelenggaraan peringatan hari-hari besar islam
·           Penciptaan lingkungan pendidikan yang berwawasan islam.
e.         Penilaian PPKT
Penilaian PPKT ini merupakan kewenangan guru pamong dalam mengamati mahasiswa selama di sekolah.
f.         Bimbingan Penyusunan Laporan
Dalam penyusunan laporan, praktikan mendapat bimbingan dari berbagai pihak yaitu guru pamong, dosen pembimbing, serta pihak lain yang terkait sehingga laporan ini dapat tersusun tepat pada waktunya.

















BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

A.      Pengertian Model Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi. Dengan demikian, pembelajaran didifinisikan sebagai pegorgaisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukisakan prosedur yang sistematis dalam mengorgannisaikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas mengajar ( Syaiful Sagala, 2005)
Sedangkan menurut Joyce dan Well (2000:13) menjelaskan secara luas bahwa model pembelajaran merupakan deskripsi  dari lingkungan belajara yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia ddan bantuan belajar melalaui program komputer. Masih menurut Joyce dan Weil hakekat mengajaar adalah membantu pelajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan belajar bagaimana belajar.
Merujuk pada pendapat di atas, penulis memaknai model pembelajaran dalam laporan ini sebagai suatu rencana yang memperlihatakna pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru peserta didik yang dikenal dengan istilah sintaks. Secara implisist di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan  model pembelajaran yang lainnya.

Karakteristik Model Pembelajaran
Menurut Rangke L tobing, dkk (1990 : 5 ) mendefinisikan  lima karakteristik suatu medel pembelajaran yang baik, yang meliputi berikut ini.
1.         Prosedur ilmiah
Suatu model pembelajaran harus memeiliki satu prosedur yang sisitematis untuk mengubah tingkah laku peserta didik  atau memiliki sintaks yang  merupakan urutan langkah-langkah pemebelajaran  yang dilakukan guru dan peserta didik
2.         Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan
Suatu model pembelajaran menyebbutkan hasil-hasil belajar secara rinci mengenai penampilan peserta didik.
3.         Spesifikasi ruang lingkup belajar
Suatu model pembelajran menyebutkan secara tegas kondisi lingkungan dimana respon peserta didik diobservasi
4.         Kriteria penampilan
Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria penerimaan penampilan yang diharapkan dari peserta didik. Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik yang dapat didemonstrasikan setelah langkah-langkah mngajar tertentu.
5.         Cara – cara pelaksanaannya
Semua model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang menunjukan reaksi peserta didik dan interaksinya dengan lingkungan.

Bruce dan weill mengidentifikasikan karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut :

1.         Sintaks
Suatu model pembelajaran memiliki sintask atau urutan atau tahapan-thapan kegiatan belajra yang diistilahkan dengan fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut bekerja dalam prakteknya, misalnya bagaiamana memulai pelajaran, bagaimana memfasilitasi peserta didik dalam menggunakan sumber belajar.
2.         Sistem sosial
Sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama antara guru-peserrta didk  dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan peserta didik dan hubungannya satu sama lain serta jenis-jenis aturan yang harus diterapkan.
3.         Prinsip reaksi
Prinsip reaksi menunjukan bahwa kepada guru bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik.
4.         Sistem pendukung
5.         Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan moddel pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru dan juga kesiapan peserta didik.
6.         Dampak pembelajaran langsung dan iringan
Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajra yang di capai dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan dampak iringan adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajran.  Sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh peserta didik.






B.       Pengertian Model Pembelajaran CTL
Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL). Kata contextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextual diartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). SehinggaContextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Pengajaran  kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di  Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan, menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya.
Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya direkomendasikan  untuk  segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari  program ini memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar, dan meningkatkan  partisipasi aktif siswa secara keseluruhan.
Pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, Departemen Pendidikan Nasional (2002:5) mengemukakan perbedaan antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional sebagai berikut:

Tabel 8. Perbandingan model pembelajaran CTL dengan Konvensional
CTL
Konvensional
        Pemilihan informasi kebutuhan individu siswa;
        Pemilihan informasi ditentukan oleh guru;
        Cenderung mengintegrasikan  beberapa bidang (disiplin);
        Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu;
        Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa;
        Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan;
        Menerapkan penilaian autentik melalui melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah;
        Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian/ulang

Langkah – Langkah pembelajaran dengan model CTL antara lain :
1)        Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstuksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
2)        Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik
3)        Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4)        Menciptakan masyarakat belajar
5)        Menghadirkan model sebagai contoh belajar
6)        Melakukan refleksi diakhir pertemuan
7)        Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Ciri kelas yang menggunakan pembelajaran model CTL :
1.         Pengalaman nyata
2.         Kerjasama , saling menunjang
3.         Gembira, belajar dengan gairah
4.         Pembelajaran terintegrasi
5.         Menggunakan berbagai sumber
6.         Siswa aktif dan kritis
Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen  utama dari pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) (Depdiknas, 2003:5).
1.    Konstruktivisme (Constructivism)
Setiap  individu  dapat  membuat  struktur  kognitif  atau mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000). Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode penemuan (self-discovery), inquiri dan lain sebagainya, siswa berpartisipasi secara aktif dalam membentuk ide baru.
Menurut Piaget pendekatan konstruktivisme mengandung empat kegiatan inti, yaitu :
1)        Mengandung pengalaman nyata (Experience);
2)        Adanya interaksi sosial (Social interaction);
3)        Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (Sense making);
4)        Lebih memperhatikan pengetahuan awal (Prior Knowledge).
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan (Depdiknas, 2003:6).
Sejalan dengan pemikiran Piaget mengenai kontruksi pengetahuan dalam otak. Manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Setiap kotak itu akan diisi oleh pengalaman yang dimaknai berbeda-beda oleh setiap individu. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak yang  sudah berisi pengalaman lama sehingga dapat dikembangkan. Struktur pengetahuan dalam otak manusia dikembangkan melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.
2.    Bertanya (Questioning)
Bertanya  merupakan  strategi  utama  dalam  pembelajaran kontekstual. Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry.  Dalam  sebuah  pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
1)        Menggali informasi, baik administratif maupun akademis;
2)        Mengecek pengetahuan awal siswa dan pemahaman siswa;
3)        Membangkitkan respon kepada siswa;
4)        Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
5)        Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;
6)        Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;
7)        Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
3.    Menemukan (Inquiry)
Menemukan  merupakan  bagian  inti  dari  pembelajaran  berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Menemukan atau inkuiri dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :
1)        Merumuskan masalah ;
2)        Mengajukan hipotesis;
3)        Mengumpulkan data;
4)        Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan;
5)        Membuat kesimpulan.
Melalui proses berpikir yang sistematis, diharapkan  siswa  memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa.
4.    Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep  Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar itu diperoleh dari sharing antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu tentang suatu materi. Setiap elemen masyarakat dapat juga berperan disini dengan berbagi pengalaman (Depdiknas, 2003).
5.    Pemodelan (Modeling)
Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuau. Dalam arti  guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model. Model yang dapat diamati atau ditiru siswa digolongkan menjadi :
          Kehidupan yang nyata (real life), misalnya orang tua, guru, atau orang lain.;
          Simbolik (symbolic), model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar ;
          Representasi (representation), model yang dipresentasikan dengan menggunakan alat-alat audiovisual, misalnya televisi dan radio.
6.    Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.  Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003).
Pada kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang realisasinya dapat berupa :
a.         Pernyataan langsung terhadap apa yang diterima hari ini
b.         Catatan atau jurnal dibuku siswa
c.         Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu
d.        Diskusi
e.         Hasil karya
7.    Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar. Penilaian autentik menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.
Karakteristik authentic assessment menurut Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang  diukur keterampilan dan sikap dalam belajar bukan mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback. Authentic assessment biasanya berupa kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis. Menurut Elaine B. Johnson (2011 : 289) “penilaian autentik meningkatakan pembeljaran dalam banyak hal dan memberi keuntungan bagi siswa untuk:
·           Mengungkapkan secara total seberapa baik pemehaman akademik mereka
·           Mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi
·           Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman
·           Mempertajam keahlian berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi
·           Menerima tanggung jawab dan membuat pilihan
·           Berhubungan dan bekerja sama dalammengerjakan tugas

C.      Cara Kerja Model Pembelajaran CTL
Untuk mencapai tujuan di atas, dibuatlah kerangka acuan pemecahan masalah sebagai berikut :
Gambar 3. Cara kerja model pembelajaran CTL
PERUMUSAN MASALAH




Perencanaan Kegiatan

Mapel MATEMATIKA
                                                                  
Siswa kelas IV



Model Pembelajaran CTL




Kegiatan Pembelajaran Matematika di Sekolah















BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL


A.      Realisasi Pemecahan Masalah
Guru harus bisa memberikan pelajaran matematika yang menyenangkan bagi siswanya sehingga mata pelajaran matematika  tidak menakutkan seperti momok yang ada selama ini bagi siswa. Belajar matematika tidak hanya berhitung dan memecahkan soal-soal matematika, namun memberikan pemahaman kepada siswa bagaimana memecahkan persoalan yang ada di sekitar mereka.
Pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran CTL berlangsung dengan pengaitan materi pelajaran dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari  sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu konteks ke konteks lainnya.
CTL akan membuat materi pelajaran sampai ke siswa dengan melibatkan siswa sepenuhnya. Siswa merekonstruksi pengetahuan sehingga belajar lebih bermakna. Komponen-komponen dalam CTL: konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya merupakan komponen yang komplit untuk menuntun siswa terlibat aktif dalam belajar dengan cara yang tidak kaku. Jika siswa memenuhi  tujuh komponen CTL itu maka siswa akan mampu bekerja-sama dengan baik dalam belajar, berfikir kritis tentang masalah matematika yang ada, menemukan solusi dari permasalahn itu, melatih kecakapan dan keaktifan siswa untuk bertanya, dan sebagainya.
Dengan demikian, maka model pembelajaran berbasis pembelajaran CTL akan mampu menuntun dan membuat siswa mengerti akan materi dengan cara mereka sendiri dibanding dengan penyampaian materi dengan metode konvensional yang menuntut siswa untuk lebih banyak menerima. Hasil konstruksi siswa terhadap masalah matematika yang ada, tentu saja akan jauh lebih lama diingat, karena siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran dan bukan menghafal konsep, materi, ataupun rumus-rumus matematika
Suasana pembelajaran yang akrab seperti ini akan membuat siswa merasa nyaman dan pembelajaran bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal, karena adanya peningkatan aktivitas dengan model CTL. Dengan meningkatnya aktivitas positif siswa dalam belajar, tentunya hal itu akan bisa membuat hasil belajar siswa turut menjadi lebih baik.

B.       Faktor Pendorong
Ada banyak faktor pendukung pembelajaran di sekolah dasar Negeri 4 Wameo ini, tinggal hanya bagaiman kita melihat kemampuan seorang guru dalam menggunakan faktor pendukung tersebut.
Faktor-faktor pendukung itu diantaranya adalah sebagai berikut:
        Papan tulis
        Buku LKS
        Papan Tulis
        Mistar/Penggaris
        Buku diktat siswa
        Perpustakaan
        Mussolah
        Peralatan khasidah
        Berbagai jenis Alat peraga dalam beberapa mata pembelajaran
        Peralatan olah raga
        Peralatan seni musik ( gitar )
        Gendang kasida





C.      Faktor Penghambat
Banyak hambatan dan rintangan dalam kegiatan PPKT, antara lain :
-          Praktikan belum mengenal lingkungan sekolah
-          Kesulitan mengenal siswa, karena setiap siswa belum saling mengenal dengan guru PPKT dan sebaliknya.
-          Guru PPKT belum tahu tugas dan langkah serta apa yang akan dilakukan waktu pertama masuk di sekolah
-          Pada saat mengajar/praktik di kelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan pelajaran karena menganggap kami  sebagai guru PPKT saja sehingga mereka mengganggap tidak akan mempengaruhi nilai.
-          Kurangnya minat siswa dalam belajar menghafal terutama mata pelajaran matematika yaitu perkalian dan pembegian.



















BAB V
PENUTUP

A.      Simpulan
Setelah melaksanakan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT ) di SD Negeri 4 Wameo selama 2 bulan yang ditekankan pada kegiatan pembelajaran, penelitian kepandidikan, pengabdian kependidikan dan administrasi pendidikan, dapat kami simpulkan:
1.         Dukungan fasilitas fisik SD Negeri 4 Wameo dalam keadaan baik dan memungkinkan Kegiatan Belajar Mengajar dapat berjalan lancar.
2.         Kegiatan Belajar Mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas berjalan dengan baik dan lancar terlihat dari tingginya minat siswa pada saat materi pelajaran.
3.         Dukungan Tenaga Guru yang sudah berpengalaman dan profesional sehingga memudahkan siswa memahami pelajaran dengan menggunakan berbagai metode yang tepat dan bervariasi.
4.         Penggunaan administrasi sekolah yang lengkap berjalan dengan baik.
5.         Tersedianya sarana dan prasarana belajar yang cukup memadai.






B.       Saran
Adapun saran mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT ) di SD Negeri 4 Wameo ditujukan kepada:
1.         SD Negeri 4 Wameo
·           Kepada pihak Sekolah Dasar Negeri 4 Wameo, Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) mengharapkan perhatian dalam kegiatan dan hal-hal yang bersifat konstruktif, misalnya pengarahan serta bimbingan selama di sekolah karena mahasiswa belum mengetahui banyak hal dalam kegiatan dan suasana sekolah.
·           Guru harus menekankan ke siswa agar lebih tekun, rajin serta dapat mengamalkan nilai-nilai Islam yang didapatkan dalam lembaga pendidikan baik pada diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun kepada bangsa dan negara yang didasarkan akhlakul karimah.
·           Guru harus lebih melakukan pembinaan dalam mengembangkan bakat dan minat siswa.
2.         Universitas Muhammadiyah Buton
Kepada pihak Universitas bahwa untuk pelaksanaan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada tahun-tahun selanjutnya agar dapat menyesuaikan dengan waktu sehingga proses belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien.
3.         Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).
a.         Menjaga nama baik almamater di lingkungan sekolah.
b.        Membangun kerja sama yang baik dengan pihak sekolah.
c.         Menjalin silaturahmi antara mahasiswa, guru dan murid.
d.        Mahasiswa harus menjaga kedisiplinan dalam menjalankan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dan mentaati seluruh peraturan sekolah.





DAFTAR PUSTAKA



Dokumentasi SD Negeri 4 Wameo
http://yuliwitanto.wordpress.com/ppl/contoh-laporan-ppkt/